Senin, 17 November 2014

The Devil's Love by Julia London



 Judul  : The Devil's Love (Cinta Sang Iblis)
Penulis : Julia London
Penerjemah : Ruth Davina
Penyunting   : Nur Asiah
Cetakan      : 1/ 2011
Penerbit       : Dastanbooks
ISBN           : 978-602-9267-10-5
Halaman       : 640 hal.



Sinopsis:

Saat berusia sembilan tahun, Abigail Carrington, alias Abbey, adalah "monster" cilik di atas kapal ayahnya. sasaran kenakalannya adalah Michael, seorang pemuda yang menjadi pujaan hatinya. Demi Michael, Abbey rela bersekolah di tempat-tempat yang jauh dan belajar bermain musik serta ilmu sejarah. Dan ketika surat wasiat ayahnya memberitahukan bahwa Michael telah siap menikahinya, Abbey langsung berlayar dari kediaman bibinya di Amerika menuju Inggris.

Michael Ingram, yang kini telah menjadi Marquis of Darfield, berutang sejumlah besar uang kepada Kapten Carrington, ayah Abbey. Ia harus menikahi putri sang kapten jika tidak ingin kehilangan harta dan nama baik keluarganya. Michael pun berusaha kera mengintimidasi abbey yang muncul di rumahnya untuk menjadi pengantinnya. Akan tetapi, Abbey tetap kukuh pada pendiriannya dan tidak bisa dibujuk untuk membatalkan pernikahan mereka.

Abbey yang naif percaya kalau Michael hanya butuh waktu untuk mencintainya lagi. Sedangkan Michael mencoba membuat hidup Abbey menderita agar Abbey melepaskan dirinya, walaupun ia tidak bisa menyangkal ketertariakannya pada Abbey yang semakin bertambah besar. Namun, saat keduanya mulai berdamai dan berusaha menjalani kehidupan mereka, muncul masalah baru. Michael kembali meragukan niat Abbey yang sebenarnya. Bisakah Michael belajar untuk mempercayai Abbey sepenuhnya? Akankah Abbey rela melepas segalanya demi mendapatkan cinta Michael kembali?

Review:

Entah sudah berapa puluh kali saya membaca novel ini masih belum merasakan bosan. Alur ceritanya yang naik turun dan mengalir membuat saya enggan melepasnya sebelum khatam. Cerita berawal ketika Abbey sang heroin berumur sembilan tahun yang selalu meneror salah seorang awak kapal ayahnya, Michael. Abbey memuja Michael, baginya Michael adalah pria tertampan di dunia. Bagi Michael, anak perempuan sang kapten kapal adalah monster cilik. Kemudian, ayah Abbey, Captain Carrington, mengirim Abbey untuk bersekolah di Roma.

Kemudian cerita melompat pada masa 12 tahun kemudian, dimana Abbey berlayar kembali ke Inggris agar bisa menikah dengan Michael yang telah menjadi Marquis of Darfield. Michael yang terikat utang yang tanpa sepengetahuannya terus bertambah pada ayah Abbey, terpaksa harus menikahi gadis itu. Ia berusaha mengintimidasi Abbey agar urung menikahinya. Abbey yang selama masa remajanya dicekoki dongeng akan cinta Michael padanya oleh ayahnya, bingung dengan sikap Michael. Ia mengira jarak yang jauh dan waktu yang lama telah memudarkan rasa cinta Michael padanya. Sekeras apapun usaha Michael untuk menakut-nakutinya selalu berhasil dibalikkan oleh Abbey. Seperti ketika Michael bilang kalau dia ingin segera mendapatkan keturunan dibalas Abbey dengan:

"Aku yakin kaulah yang memegang kendali terhadap hal itu, bukan begitu? haruskah aku mengangkat rokku sekarang? atau mungkin kau berniat untuk menunggu sampai kita telah benar-benar menikah? Apakah itu cukup masuk akal? Apakah menurutmu itu sudah cukup cepat?"

Hahaha bingung gak tuh Michael?!

Tapi si Michael ini bagaimanapun gak kebal juga dengan kecantikan alami Abbey. Sehingga ia tidak bisa jauh-jauh dari Abbey, apalagi setelah ia tahu kalau Abbey belajar memainkan biola hanya karena pernah "diminta" olehnya. Belajar sejarah karena ia menyukai sejarah. Senangnya cara Julia London mengungkapkan rahasia-rahasia Abbey sebagian dengan disampaikan oleh pihak ketiga yaitu oleh pasangan Haversham, tetangga mereka yang sudah tua dengan cara yang kocak.

"Well, tentu saja dia memiliki banyak waktu luang. Dia sedang menunggumu menikahinya!" sahut Lady Haversham dengan gembira.

Sampai pada pertengahan cerita, aku sempat berpikir, oke akhirnya mereka berhasil bersatu dan menjalani pernikahan yang bahagia. Mungkin mulai dari sini ceritanya akan sedikit membosankan. Tapi rupanya penulis menyimpan kejutan-kejutan yang lebih dahsyat lagi di separuh akhir cerita.
Permasalahan mulai muncul saat mereka berkunjung ke London, Michael sangat ingin memamerkan istri barunya di hadapan masyarakat London. Tapi kemudian sepupu Abbey datang membawa sebuah surat wasiat dari ayah Abbey yang menyatakan bahwa ia berhak mendapat warisan mas kawin Abbey. Disinilah kesetiaan Abbey diuji, apakah ia memilih berpihak pada suaminya, Michael atau berpihak pada Galen, sepupunya. Bukan hanya Abbey, Michael juga mesti memilih percaya pada cinta istrinya atau mengingkarinya. Belum lagi orang-orang dari masa lalu Michael datang untuk mengoyak jalinan cinta kasih keduanya.

Sebagai novel perdana, aku rasa Julia London berhasil meramu karakter dan permasalahan yang menarik. Walaupun menurutku agak aneh bila menggambarkan tokoh Abbey yang tidak bisa berbohong tapi lihai bermain curang dalam permainan kartu, tapi aku suka karakternya yang ceria dan supel. Sementara tokoh Michael sendiri walau sempat sebal di bab-bab awal dimana setelah menikah Michael malah mengunjungi wanita simpanannya tapi kemudian berubah menjadi begitu terpesona pada Abbey sehingga ia sempat menyatakan pada sahabatnya kalau ia tidak mau Abbey jauh-jauh lepas dari pandangannya.

Oya untuk penerjemahan udah bagus, cuma sayangnya kenapa penerjemah selalu menerjemahkan she/he dengan menyebutkan nama?? Kan bisa menggantinya dengan gadis itu, laki-laki itu, pria itu, istrinya, suaminya, atau cukup "nya". Jadinya sebentar-sebentar tertulis nama tokohnya secara bergantian. Tapi secara keseluruhan gak mengganggu kok :)

Well, panjang juga review-nya tapi aku memang suka dengan karya Julia London yang ini. Pokoknya dijamin gak bosan deh baca yang ini, dan sangat bagus untuk dikoleksi buat penggemar hisrom. Kuberi empat bintang untuk Abbey dan Michael.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar